Senin, 23 September 2013

Satu Buah Keinginan Yang Tertunda

Assalamualaikum, teman-teman blogers lagi pada sibuk apa nih? Udah pada shalat Isya? Mudah-mudahan kewajiban yang satu itu selalu diutamakan ya...

Jadi, ceritanya kemarin salah seorang kerabat saya bertanya "udah lulus D3 mau lanjut lagi enggak?" katanya. Sebut saja kerabat saya ini candy karena dia manis dan imut kemasannya. Hehe, peace ya? Saat ditanya seputar pendidikan yah jawaban saya, kepengen sih... Masalahnya, pendidikan D3 saya saat ini saja belum kelar. Hehe, mungkin satu-satu dulu diselesaikan. Walau memang kalau sudah mengangkat tema seputar melanjutkan pendidikan, membuat saya jadi grasa-grusu pengen cepat diwisuda. Ayo lho candy, tanggung jawab, grrrrr... Dibawah ini, sedikit ulasan percakapan saya dengan candy. Selamat membaca!
   "Ini sudah jamannya lho, wanita karir. Mau dilanjut ke jenjang yang lebih tinggi kah?" Pungkasnya berapi-api, saya belum sempat menjawab dan beliau sudah lempari saya dengan seribu petuah. "Kita ini walau perempuan haruslah berpendidikan minimal D3 atau S1. Alih-alih dapat suami S2, biar tidak terlalu minder." Katanya dan saya hanya tersenyum di kulum.    
   "Tapi kalau sudah ada yang melamar duluan gimana?" kata saya dan beliau langsung terperangah.   "Ah, kamu sudah ada yang lamar?"
   "Tidak tidak, ini permisalan." Ucap saya berkilah.

   "Oh, aku kira kamu memang sudah ada yang lamar." Kemudian sejenak terdiam, "kalau kau ada kesempatan melanjutkan kuliah, mau dilanjutkan kemana?" Tanyanya lagi.
   "Belum terpikir sampai sana, Candy. Tapi yang jelas, jika ada kesempatan kuliah lagi mungkin saya ingin melanjutkannya di Universitas Negeri."
   "Kau menyesal berada di swasta sekarang?"
   "Tidak ada yang ku sesali."
   "Lalu?"
   "Itu kan hanya satu buah keinginan yang tertunda. Mungkin karena dulu saya terlalu ambisius studi di Univ. Negeri dan kenyataannya hanya di swasta itu tak jadi masalah. Hehe," saya segera melukis senyum.
   "Oh begitu ya, ngomong-ngomong kamu kapan wisuda?"
   "InsyaAllah secepatnya, doakan saja ya, Can?"
   "Aamiin... Memang setelah wisuda mau apa?" Katanya lagi mengkepoi saya.
   "Ya, mau apa saja. Cari kerja atau cari calon mungkin." Canda ku.
   "Gampanglah calon tak perlu dicari, yang penting kau bahagiakan dulu orangtua, kau bangun dulu dirimu jadi lebih cantik!" katanya.
    "Hehe, iya iya bisa jadi bisa jadi. Aamiin..." Saya hanya bisa mengamini.
   "Kau ini mau jadi bunga saja, atau mau jadi bunga dengan banyak madu?" Beliau melanjutkan pertanyaan.
    "Pastilah bunga dengan banyak madu." Jawabku penuh semangat.
    "Nah, itulah... Kau kumpulkan dulu madu ya?" Candy telah berhasil membuat ku tersenyum lebar penuh pesona, percakapan kami pun diakhiri. Namun tersisa pertanyaan dalam benak saya, apakah madu di dalam bunga tak pernah habis? Saya tak sempat tanyakan itu pada Candy... :D  

2 komentar: