Rabu, 04 Maret 2015

Liburan Seru Di Pantai Sawarna (Part 2)

Rupanya sudah dua hari jadi orang Sawarna, kami mulai kehabisan cara untuk menghabiskan waktu, selain hanya makan, nonton tv dan bermain di pantai. “Kemana lagi ya?” sambil berayun di ayunan depan kamar. Sabtu, 21 Februari 2015. Kami ditawari jalan-jalan ke beberapa tempat oleh pemandu wisata tapi kami menyebutnya ojeg pemandu wisata :D 
Sayang rasanya, jika harus jauh-jauh ke Sawarna tapi hanya beberapa tempat saja yang kami kunjungi. Selama dua hari ini kami baru mengunjungi pasir putih saja, akhirnya 3 orang ojeg pemandu wisata kami sewa untuk mengantar jalan-jalan. Harga ojeg wisata pantai Sawarna bervariasi, tergantung kita pintar menawar. Waktu itu satu ojeg dihargai 100.000/ojeg untuk 6 tempat (Goa Lalay, Legon Pari, Karang Taraje, Bukit Senyum, Karang Beureum dan Karang Dua).
Perjalanan yang kami tempuh tidaklah semulus gambar gunung Nampak dari kejauhan, treknya luar biasaaah. Pertama saat hendak ke Goa Lalay trek masih biasa saja, namun semakin kesana jalan aspal kemudian berubah menjadi jalan setapak yang penuh liku-liku, batu dan rumput ilalang yang menjulang, apalagi sehabis hujan jalan tanah menjadi becek dan licin. Untung saja ojeg pemandu wisata kami bisa dikatakan sudah mahir dan ahli melewati trek-trek seperti ini. Walaupun perasaan deg-degan yang tak karuan menyelimuti kami, tapi akhirnya 6 tempat wisata tersebut, satu persatu kami datangi.

Pertama sampai di goa lalay.Hal yang harus kami persiapkan adalah senter fisik dan mental yang kuat untuk memasuki goa yg gelap ini, ketiganya sangat dibutuhkan.  Panjang goa ini katanya sampai 3 Km, kenapa dinamakan goa lalay? Karena goa ini konon katanya adalah sarang burung lalay. Sepanjang goa ini berair setinggi lutut orang dewasa. Kurang lebih pemandangannya seperti ini. Sayangnya kami tidak sampai ke ujung karena cukup ngeri saat harus semakin dalam menyusuri goa bersama dengan anak kecil (adik), sejauh 50 Meter saja kami sudah balik lagi. :D

Kejar target, kami segera lanjutkan ke tempat selanjutnya Legon Pari. Seperti halnya di goa lalay dikenakan tarif 5000 rupiah untuk masuk. Kami kira saat sudah di plang, pantainya sudah semakin dekat, ternyataaaa……. Cukup jauh untuk menyaksikan pantai Legon Pari seperti yg tampak di fhoto  gardu. trek juga semakin lama semakin sulit dan curam, namun kami tetap yakin kepada ojeg-ojeg kami akan berhati-hati dan selamat sampai tujuan. Setelah beradu nyali sampailah kami. 

Kurang lebih inilah gambar pemandangan pantai Legon Pari, yang saya ambil menggunakan handphon LG E410 saya dengan kekuatan camera hanya 2 MP saja. :D zaman sudah canggih, tapi hapeku masih berstandar 2 MP saja, sungguh terlalu. Sebenarnya ada camdi, tapi aku lupa buat chas baterai. Akhirnya sampe goa lalay saja camdi udah mati duluan :D   

Selanjutlnya sampailah kami di Karang Taraje, sebenarnya sampai sejauh ini intinya sama saja melihat pantai dengan pemandangan yang berbeda-beda. Jika tadi d Legon Pari kami disugukan pemandangan pasir yang menghampar halus di sepanjang pesisir pantai dan ombaknya yang ringan, maka di Karang Taraje kami disugukan pemandangan karang yang menjulang tinggi dihiasi deburan ombak yang memutih. Fhoto ini hanya sebagian karang yang pendek, karena aku gak berani jauh2 naik Taraje biar sampe ke karang yang tinggi. Takut bahaya, tapi tante Mery punya fhoto yang bagus di bawah karang yang tinggi dihiasi deburan ombak. Tapi aku malas minta tuh, tahu sendiri tante Mery orang sibuk :D 

Selanjutnya Karang Beureum, kenapa Karang Beureum? Karena warna karangnya merah. Intinya sama saja pantai dengan Karang, semua tempat punya keindahan masing-masing yang penilaiannya relatif menurut setiap orang. Kami tak banyak mengambil capture disini, mengingat waktu semakin sore dan matahari terus berjalan mundur kea rah timur. Waktu itu pukul 16.30 saat kami di Karang Beureum.  Ojeg segera membawa kami melanjutkan perjalanan ke bukit senyum. Disini adrenaline kami ditantang kembali. 
Kami melewati bukit-bukit yang curam dengan sebuah sepeda motor, dengan trek jalan yang cukup extreem… Bayangkan oleh kalian, jalan setapak dengan sedikit bebatuan dan tanah yang masih jadi lumpur bekas hujan, lalu dibawahnya lembah-lembah yang curam, beberapa jembatan gantung, dan tanjakan yang yang bikin jantung kami deg-degan. Di turunan jalan yang licin aku dan ojegku hampir saja terjatuh. Tapi si Mamang ojeg langsung menahan kuat2, akhirnya saya tak jadi jatuh. Kebayang kalau saya sampai jatuh, maka berubaholah cokat baju yang saya pakai. Bismillah saja lanjutkan perjalanan mudah2an tidak ada kejadian seperti itu lagi yang buat deg-degan tak karuan. Rumput ilalang yang menghantam kami hiraukan hanya untuk sampai ke bukit Senyum, perasaan deg-degan akhirnya berakhir. Sampailah kami di Bukit Senyum…. 
SubhanaAllah, aku tak henti-hentinya memuji keagungan Allah menciptakan alam semesta  yang indah ini. Kebayangkah oleh kalian, pantai seluas Sawarna mebiru dikelilingi gunung-gunung hijau, seperti membentuk lingkaran bola dunia terlihat sempurna dari ketinggian 200 Mdpl. Makanya mengapa dinamakan Bukit Senyum, karena setelah berlelah-lelah kami menelusuri perjalanan, akhirnya kami tersenyum setelah diatas sini. Ah bagaimana ya menggambarkannya, kalian lihat sajalah langsung. Hehe. Intinya ini lebih indah dari fhoto yang saya ambil menggunakan kamer hanya 2 MP saja… :D Puaslah kami berfhoto sampai senja segera tiba…. Bersegeralah kami menuju Karang Dua, trek kali ini turun turun turun….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar