Setelah kejadian kemarin, Me and my family back to simple life and
wolk on the daily act as ussualy. Hidup itu memang hanya perlu untuk terus
dijalani dan dihadapi apapun rintangan yang ada di depan. Jangan kebanyakan
mengeluh dan jangan takut dalam melakukan suatu hal yang benar, karena
ketakutan hanya akan menjadi penghambat dalam mencapai tujuan. Ohoho… (Ciyee
bijak) Ya, beneran loh. Sok aja
buktikan sendiri kalau gak percaya. Waktu SMP aku punya
sahabat yang apa-apa belum dicoba itu udah takut duluan, aku gak akan sebutin siapa namanya. Pokoknya dia ini cewek paranaoid, CUPU, suka banyak yang isengin, banyak yang gangguin dan so pura-pura jadi wonder woman gitu. Haha, beneran deh kalau flashback dia ke belakang itu engga banget deh. Sekarang mah Alhamdulillah, sudah lebih baik bahkan bisa jadi yang terbaik. Di postingan ku selanjutnya, aku akan coba bahas detik-detik awal mula persahabatanku dimulai. Karena sekarang bukan waktunya untuk itu maka yang itu skip dulu.
Ketakutan hanya akan menjadi
penghambat tujuan, itu benar. Pengalaman ketika aku dan my
classmate di bangku SMP berencana pergi liburan ke
pantai. Nah sahabatku yang tadi aku ceritain diatas, kita panggil dia si
Paranoid gak mau ikut. Alasannya takut mabuk perjalanan karena dia gak biasa
naik mobil, haha parah bingiitss ya…
“Ih, pokoknya gue gak mau. Gue takut
kalau naik mobil gue mabuk perjalanan, kalian gak ada yang mau ngurusin gue
terus udah gitu gue takut mabuk pantai.” Pokoknya dia ketakutan ini itu.
Aku ancem aja, “bener nih gak ikut?
Kesempatan ini cuma satu kali lho, tahun depan kita belum tentu bisa satu kelas
lagi dan belum tentu bisa liburan bareng kaya gini?”
Akhirnya setelah sejuta jurus dipakai
untuk meyakinkan dia memutuskan untuk ikut, dengan beribu ketakutan tersirat di
wajahnya dia mulai memasuki mobil yang kita rent
untuk pergi ke pantai. Di tengah perjalanan, dia terlihat sangat menikmati
perjalanan sampai lupa untuk menyapa kami semua (aku dan teman-teman yang lain).
“Ehm, yang takut naik mobil. Ehm,
yang takut mabuk perjalanan…” Ucapku sarkatis.
Dia hanya terus menghirup udara
pantai yang indah, sambil melambaikan tangan kea rah pantai.
“Ini akan segera berakhir, kita akan
segera sampai.” Katanya bersemangat, lalu aku dan teman-teman yang lain segera
melemparkan senyum.
“Makanya,lo coba dulu. Jangan bilang
takut sebelum mencoba! Sekarang lo masih takut gak naik mobil?”
“Engga dong, mualai sekarang gue gak
takut naik mobil.”
Sesaat percakapan itu selesai,
akhirnya kami tiba juga di tempat tujuan. Pantai yang indah dengan deburan
ombak dan karang-karang yang mengakar di pinggiran pantai. Lalu di sebelahnya
ada pasir putih yang lembut, dengan ombak-ombak kecil yang beriak menyemarakan
kedatangan kami disana. Beberapa perahu yang terikat di dermaga, banana boot, motor boot, papan selancar,
ban apung dan beberapa pedagang yang berjajar di sekitaran pantai. Kami segera
memulai keceriaan dengan membasahi diri dalam air laut, diiringi senyum yang
merekah, dan beberapa permainan pantai lainnya yang menyenangkan. Seperti
pura-pura berselancar, pura-pura tenggelam, dan pura-pura berenang. Ya sebagian
dari kami tidak bisa melakukan hal-hal tersebut dengan sungguhan, akhirnya kami
hanya berpura-pura.
Pantai ini semakin kita menyelam ke
tengah semakin seru, ombaknya seperti buatan tapi ini sungguhan dan ombak asli
yang datang dari angin laut yang berhembus ke darat. Uniknya lagi walaupun kita
sudah sangat jauh dari tanjung pantai, kedalaman pantai tidak jua bertambah. Jadi
kami seperti berenang di kolam, yang kedalamannya sama sampai kira-kira sejauh
200 meter. Haha menarik kan, dimana kita berada? Pantai Anyer, Serang,Banten.
Bosan dengan permainan pantai yang
itu-itu saja, kami coba untuk menyewa banana
boot untuk menambah keseruan bermain. Aku lupa berapa harga sewa banana boot pada saat itu. Yang aku
ingat kami langsung menaiki banana boot,
kecuali sahabatku si paranoid ini. Lagi-lagi dia merasa ketakutan tenggelam
saat berada di tengah laut.
“Lo kenapai lagi sih, Noi?” Kesel sih
memang sama temen yang mau ini takut, mau itu takut. Kita biasanya harus punya power lebih buat bantu ngilangin
ketakutann dia. Lama ya, ngerayu dia biar mau naik banana boot. “Tujuan lo kesini apa sih, Noi?” kata ku kalem.
“Main bareng kalian…”
“Tujuan main apa?”
“Seneng-seneng, happy-happpy… have fun bareng kalian…”
Menurut ku gak ada perbedaan makna
dari tiga kata yang dia sebutkan, intinya adalah senang-senang bersama
teman-teman.
“Nah, tu lo tahu. Sekarang gimana lo
mau seneng-seneng kalau hal-hal yang menyenangkan gak lo coba? Dan gimana lo
mau seneng-seneng bareng kita kalau lo cuma sendirian aja disini,udah ah
cepetan naik.” Kata ku sambil menarik tangannya ke atas banana boot.
“Tapi gue takut tenggelam…”
“Ya Allah, kita pakai pelampung mana
mungkin tenggelam. Udah ah, lo jangan aneh-aneh.”
Tak lama suara mesin perahu yang
menarik banana boot kami terdengar
sangat nyaring, kami ditarik dengan cepat sampai ke tengah laut, dan…….. brussshhh ……… Banana boot dimiringkan seketika dan kami semua serentak terjatuh
ke dalam air yang lumayan dalam. Waaw…
Itu bagian yang paling seru menurut ku, walaupun kaget saat terjatuh dan sempat
merasakan tenggelam sejena, akhirnya setelah memuculkan kepala ke
permukaan,wajah kami semua dihiasi gelak tawa nan bahagia. J
Ya kurang lebih begitulah percontohan
kecil dari rasa takut yang dapat menghambat tujuan, kalau kita bisa mengalahkan
rasa takut itu dan berani mencoba maka hal-hal baru akan kita dapatkan, dan
kita akan lebih siap menghadapi hal-hal baru lainnya yang ada di depan kita. Ingat,
mencoba untuk hal yang baik hukumnya adalah harus, mencoba untuk menuju
kesesatan hukumnnya haram. Jadi sebelum mencoba kita juga harus mencari tahu
dulu apa keuntungan dan kerugian dari apa yang hendak kita coba. Kalau banyak
untungnya ya cobalaaah, kalau sekiranya hanya merugikan tidak perlu repot-repot
mencoba. J Sekian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar