Minggu, 18 Agustus 2013

Secarik Rindu

Aku tahu rindu itu mencambuk ku setiap waktu, semua hariku habis menantikan kehadiran mu. Sekian detik angin yang berhembus menyapaku, ku abaikan. Aku rupanya berharap badai kesetiaan  yang datang. Tak peduli ia akan mengguncangku, yang penting itu dermaga hati mu tempatku berlabuh. Hiruk pikuk hari ku seolah terpenjara seketika membayangkan senyum mu yang indah di lengkung bibirmu. Saat kau tak ada, aku tahu rindu itu semakin dahsyatnya. Ia terus menyiksaku, semakin menggila. Hampir lelah aku dibuatnya. 

Apa kabar mu cinta, jangan berlama-lama berdiam di cangkang mu. Temuilah aku segera dan berkenalanlah dengan ku. Aku tak sabar menjamu hadirmu, menyapa lembut kamu dalam pertemuan. Aku sudah belajar, belajar jadi yang terbaik untuk kamu. Allah pasti akan berikan kamu untuk ku, walau bukan hari ini, aku yakin kita akan dipertemukan di waktu yang tepat dengan episode terbaik. 

Izinkan aku merindukanmu ya, aku ingin sedikit berlebihan menyimak rindu ini seperti teman-teman ku dengan kekasihnya. Mereka saling memberi perhatian dan kecupan kasih sayang lewat kata-kata manisnya. Mereka saling menyapa dan menghangatkan satu sama lain dengan cara apapun. Mereka juga sering bepergian ke tempat-tempat yang indah, menikmati bersama indahnya lukisan Tuhan ini. Mereka bertukar hadiah, tertawa lepas dan saling melengkapi... 

Maaf, aku terlalu cemburu soal itu. Rasanya aku ingin segera seperti mereka, tapi aku sedang bersabar menunggu kehadiran mu yang meneguh-kuatkan kehidupanku, bersama, berdua, selamanya ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar